June 15, 2011

Pentingnya Kerjasama Antara Pemerintah, Dunia Pendidikan, Pihak Swasta dan Warga Negara Dalam Meningkatkan SDM Bangsa Indonesia

Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam persaingan global, yakni bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam persaingan global yang selama ini kita abaikan. Globalisasi yang sudah pasti dihadapi oleh bangsa Indonesia menuntut adanya daya persaingan dalam dunia usaha. Untuk mengatasi persaingan Indonesia harus bisa memiliki SDM yang berkualitas untuk mengolah SDA yang melimpah. Hal ini perlu dilakukan agar Indonesia mampu mengolah SDA tanpa campur tangan pihak asing.

Salah satu masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sat ini adalah Sumber daya alam (SDA) melimpah, namun sumber daya manusia (SDM) kurang. Berdasarkan pada kenyataan yang terjadi. Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, namun sayangnya sumber daya manusianya tidak memadai (dalam konteks kualitas yang rendah). Jika kualitas SDM Indonesia rendah, maka jangan salahkan jika kualitas SDA pun menjadi rendah. Seandainya kualitas SDM tinggi, tentu mutu dan pengelolaan hasil SDA pun tinggi. SDA Indonesia yang melimpah belum terkelola secara baik karena SDM yang diharapkan semestinya mampu mengelolanya justru memiliki kualitas yang rendah. Jangankan mengelola lingkungann, dengan kualitas SDM yang rendah justru akan membawa kerusakan pada lingkungan. Buktinya, masyarakat Indonesia justru gencar melakukan penebangan liar, penggundulan hutan, pembukaan lahan tanpa tebang pilih, dan lain sebagainya.


Kemudian contoh lain, SDM Indonesia yang rendah lebih parah lagi terlalu mengikuti arus budaya barat (westrnisasi) . Terkesan lebih membudayakan budaya ‘orang’ daripada budaya sendiri. Maka jangan salahkan jika negara lain justru dengan bebas mengklaim budaya kita.

Saat ini kebanyakan warga Indonesia berusaha untuk mencari kerja, kebisaan inilah salah satu penanda bahwa SDM bangsa Indonesia masih rendah. Negara yang mempunyai SDM tinggi tentunya tidak bingung mencari lapangan pekerjaan karena setiap warganya tidak mencari pekerjaan tetapi justru menciptakan lapangan pekerjaan.

Jumlah penduduk di Indonesia juga mempengarui kualitas SDM bangsa. Adanya kelahiran yang tinggi menyebabkan jumlah penduduk meningkat. Apabila tidak diimbangi dengan peningkattan kualitas SDM maka hal ini bisa menyebabkan ketidak seimbanggan antara lapangan kerja dan pencari kerja. Fakta yang terjadi di Indonesia saat ini adalah banyaknya pencari kerja dan minimnya lapangan pekerjaan. Hal ini menyebabkan banyaknya pengangguran. Semakin banyak warga yang tidak bekerja maka akan semakin banyak pula warga yang miskin. Sebetulnya pengangguran ini terjadi karena kualitas SDM bangsa Indonesia rendah.

Sebagian warga masyarakat yang tinggal di pedesaan masih mempunyai semboyan “banyak anak banyak rejeki”, semboyan itu memang benar jika anak tersebut mempunyai SDM yang tinggi dan mampu menciptakan lapangan kerja. Kalau tidak begitu berarti banyak anak justru akan menambah beban negara. Beban negara akan terus bertambah jika pertambahan penduduk semakin tinggi tanpa diimbangi peningkatan sumber daya manusianya. Apabila hal ini terjadi maka lama-kelamaan akan menyebabkan kemiskinan. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah melalui BKKBN mempunyai program menekan laju pertambahan penduduk. Program tersebut sampai saat ini masih tetap digencarkan.

Salah satu penyebab kemiskinan adalah rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Institut Manajemen Zakat (IMZ) mengidentifikasi terdapat 4 (empat) problem SDM yang dialami oleh keluarga miskin.
  1. Keluarga miskin tidak mampu membiayai anaknya di sekolah negeri karena tingginya biaya SPP, harga buku dan seragam serta biaya ujian reguler, ujian negara dan sebagainya.
  2. Anak-anak keluarga miskin jarang bisa masuk ke sekolah negeri karena rendahnya kemampuan mereka sehingga tidak memenuhi persyaratan nilai minimum yang dikehendaki.
  3. Sudah lulus SMA tidak mendapat pekerjaan yang sesuai karena kurangnya bekal ketrampilan yang memadai.
  4. Kesenjangan antara masyarakat elit berpendidikan dengan si miskin yang kurang berpendidikan semakin lebar.

Saat ini pemerintah sudah menambah anggaran untuk pendidikan, selain itu pemerintah juga menyediakan bantuan kepada warga yang kurang mampu untuk menyekolahkan anaknya. Penambahan ini tentunya akan mengurangi jumlah anak yang putus sekolah gara-gara masalah biaya. Maskipun demikian apabila minat bersekolah anak tidak ada maka hal ini akan sama saja tidak akan bisa merubah kualitas SDM.

Untuk meningkatkan kualitas SDM perlu adanya peran dari berbagai pihak, baik itu pihak pemerintah, warga negara, dunia pendidikan dan pihak-pihak yang lain. Pemerintah sangat berperan dalam peningkatan SDM karena pemerintah mempunyai kebijakan-kebijakan yang bisa meningkatkan SDM. Program-program tersebut bisa direalisasikan melalui berbagai cara. Sebagai contoh program peningkatan SDM bisa dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah, pihak swsta, Perguruan Tinggi dan masyarakat.

Salah satu contoh kerjasama antara pemerintah, dunia pendidikan, pihak swasta adalah program KKN-PPM yang dilaksanakan oleh Universitas Gadjah Mada. Program KKN-PPM UGM selain meningkatkan SDM mahasiswa juga meningkatkan SDM warga masyarakat, hal ini terjadi karena dengan adanya KKN-PPM mahasiswa bisa berlatih mandiri dan bisa saling bertukar ilmu dengan masyarakat. KKN-PPM ini juga mempunyai tujuan untuk mengolah SDA yang ada agar bermanfaat. Pada kenyataannya banyak masyarakat yang tidak tau cara mengolah SDA yang ada di daerahnya, lalu setelah ada KKN-PPM yang membimbing maka masyarakat jadi tau cara mengolah SDA. Program KKN-PPM ini juga bekerjasama dengan pihak swasta. Biasanya pihak swasta menjadi mitra yang membantu membiayai program kerja tersebut. Dengan demikian berarti mahasiswa juga mempunyai peran dalam peningkatan SDM indonesia.

Sebagai seorang mahasiswa yang berpendidikan lebih tinggi tentunya harus peduli kepada masyarakat yang pendidikannya lebih rendah. Apabila rasa kepedulian ini dimiliki oleh setiap mahasiswa maka berarti mahasiswa telah membantu negara dalam upaya meningkatkan SDM. Untuk mewujudkan hal tersebut sangat sulit, karena sebagian besar mahasiswa masih berpikir ngapain mengurusi orang lain mengurus diri sendiri saja susah, buktinya masih banyak sarjana-sarjana yang belum dapat pekerjaan.

Sebetulnya untuk meningkatkan kualitas SDM tidak memerlukan biaya yang mahal apabila masyarakat sadar dan mau melakukannya. Meningkatkan kualitas SDM tidak harus bersekolah tingi, meningkatkan SDM bisa dilakukan dengan meningkatkan minat baca. Apabila masyarakat mempunyai minat baca yang tinggi otomatis pengetahuan mereka akan bertambah. Semakin banyak yang dibaca maka pasti semakin banyak pula pengetahuan yang didapat.

Meningkatkan SDM bisa juga melalui IPTEK. Dengan adanya IPTEK maka akan menimbulkan berbagai dampak yang bisa meningkatkan SDM Indonesia. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi dalam era globalisasi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, sangat luas. Teknologi ini dapat menghilangkan batas geografis pada tingkat negara maupun dunia.Dalam aspek ekonomi dengan adanya IPTEK, maka SDM Indonesia akan semakin meningkat dengan pengetahuan-pengetahuan dari teknologi tersebut. Dengan kemajuan SDM ini, tentunya secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan ekonomi di Indonesia.

Yang menjadi masalah bagi bangsa Indonesia saat ini adalah pengangguran, pengangguran ini disebabkan karena rendahnya kualitas SDM Indonesia. Pengangguran tidak hanya disebabkan karena pendidikan rendah, pengangguran justru disebabkan karena masyarakat tidak mau berusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Sebagai contoh nyata masih banyak sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan, padahal sarjana mempunyai pendidikan yang cukup dibandingkan yang bukan sarjana. Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas sampai tahun 2000 angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang. Menurut saya pengangguran ini disebabkan karena mahasiswa bergantung kepada orang lain dalam memperoleh pekerjaan. Mahasiswa cenderung mencari pekerjaan, seharusnya sebagai mahasiswa harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan sehingga bisa mengurangi pengangguran.

Selain dari pemerintah dan dunia pendidikan pihak swasta juga berperan dalam meningkatkan SDM Indonesia. Perusahaan-perusahaan swasta yang ada di Indonesia telah mengalokasika sebagian dananya untuk dunia pendidikan. Biasanya dana tersebut diberikan kepada masyarakat dalam bentuk beasiswa dan bantuan. Untuk merealisasikan program beasiswa tersebut tentunya perlu kerjasama antara pemerintah dan dunia pendidikan, baik itu pendidikan dasar, menengah, atas, maupun perguruan tinggi. Selain dalam bentuk beasiswa pihak swasta biasanya ada juga yang memberikan pinjaman modal usaha. Sebagai contoh program wirausaha mandiri yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat pinjman modal dari pihak swasta, bahkan modal tersebut ada juga yang diberikan berupa hibah.

Pemerintah tidak mungkin bisa meningkatkan SDM tanpa melalui pendidikan, pihak swastapun juga demikian. Selain itu tanpa adanya partisipasi dari warga negara peningkatan SDMpun sulit dilakukan, karena apabila pemerintah mempunyai program tetapi warga negaranya tidak mau melaksanakannya maka sama saja tidak akan bisa merubah kualitas SDM Indonesia. Jadi dengan demikian kerjasama antara pemerintah, dunia pendidikan, pihak swasta dan warga negara sangat penting untuk meningkatkan SDM bangsa Inonesia.

Sumber:
http://shout.indonesianyouthconference.org
http://www.asmakmalaikat.com
http://www.mpi.or.id
http://mletiko.com
http://duniabaca.com
http://priyoprobo.com
http://requestaartikel.com

1 komentar:

debby said...

ZIPPPP !!!
THENK YOU GAN TAZ INFORMASINYA !!!

Post a Comment