January 28, 2010

MENGGILA DI BANDUNG




Berawal dari pembicaraanku dan temen2 akhirnya perjalanan ke ciwidey terlaksana. Pada tanggal 17 Januari 2010 tepatnya hari Minggu kira2 jam 9 malam. Aku(dwi) dan lima temanku yaitu ricko, nungki, ajeng, ningsih, dewy berangkat ke bandung dari stasiun lempuyangan naik kereta kahuripan menuju stasiun Padalarang. Kami menempati garbong 4, di gerbong ini kami bertemu dgn para da’i dari Kediri. Ricko, Nungki & Ningsih diberi siraman rohani, tetapi Ricko malah pindah tempat duduk di belakang dekat dengan saya. Kami berenam tidak bisa tidur, yg tidur hanya satu orang yaitu Nungki. Di kereta temenku ricko pusing karena perutnya kosong lalu dia cari makan. Setelah perjalanan 12 jam yaitu jam 9 pagi akhirnya sampai juga di stasiun Padalarang. Maklum naik kereta ekonomi jadi perjalanan lambat. Naik ekonomi kan irit. Wkwkwk....

Untuk menuju rumah temenku ricko,aku dan temen2 masih perlu naik angkutan umum dua kali. Di dalam angkutan temenku ningsih mengalami mual2 karena jalan ke rumah ricko berkelok-kelok dan ningsih blm terbiasa naik bus dengan medan seperti ini. Kalau aku sih udah terbiasa kan anak gunung. Gunungkidul. Hahaha...
Hari pertama sampai rumah ricko ada yang aneh yaitu temenku nungki sikapnya tidak seperti biasanya gak tau ada apa, mungkin karena ketemu sama calon mertua. Ckckck... Setelah duduk sejenak akhirnya kami disuruh makan, kami awalnya malu2 untuk makan, malu2 tapi mau. Hehehe.... Habis makan mandi terus istirahat sampai jam 4 sore. Kami lalu bercanda bersuka ria sampai waktu magrib.Selama hari pertama di rumah ricko kami hanya menghabiskan waktu untuk istirahat dan mengakrabkan diri dengan keluarganya ricko terutama bermain bersama adiknya ricko namanya Geo yang masih berumur 2 tahun yang amat ‘lucu’ ,saking lucunya sampe ada adegan kejar-kejaran dengan ningsih (seperti di film india ),selain itu nungki mendapat sambutan berupa cakaran di pipinya..Rasanya hari pertama di bandung sudah menggambarkan keseruan liburan kami meskipun kami agak sulit mencerna bahasa yang digunakan warga sekitar tetapi hal itu membuat kami menjadi semakin antusias menjalani hari – hari selanjutnya di kota paris van java ini.


Pada hari kedua yaitu hari selasa kami berenam melanjutkan misi utama kami yaitu pergi ke ciwidey. Rencana awal ingin berangkat jam 6 pagi tapi rencana itu gagal karena habis subuh pada tidur lagi.terlebih lagi niat kami memang menunggu sarapan mateng dulu. Hahaha... Akhirnya berangkat ke ciwidey jam sepuluh pagi. Kami berenam tidak tau ciwidey itu sebelah mana, kami hanya modal nekat aja berangkat kesana ( memang bonek aja yang bisa nekat,kami juga bisa lho).Pertama kami menggunakan bus jalur sukabumi-bandung untuk menuju terminal leuwi-panjang,setelah satu setengah jam perjalanan kami berganti angkutan yaitu naik bus jurusan ciwidey,dalam benak kami perjalanan mungkin hanya menghabiskan satu jam tapi karena bus ini ternyata berhenti untuk menunngu penumpang di pasar soreang selama satu jam, hufh benar-benar perjalanan yang amat menyulut emosi, Ternyata perjalanan ke ciwidey cukup lama sampai2 kami bosen di dalam angkutan, untungnya pemandangan selama perjalanan membuat kami terkagum sehingga bisa mengalahkan rasa bosan yang dirasakan. Dalam perjalanan menuju Ciwidey hujan pun turun tapi hujan tidak menyurutkan langkah kami karena kami sudah niat untuk pergi. Kalau udah niat halanganpun bisa disingkirkan. Ini yg perlu dicontoh. Hehehe.... Setelah lima jam, kira2 jam 3 sore akhirnya kami sampai di kawah putih ciwidey.Ternyata udara disana sangatlah dingin,kami sebenarnya khawatir pada nungki yang alergi dingin. Tetapi diluar dugaan ternyata dia tidak kenapa2 malahan kami disana bersukaria, bercanda , ketawa2, narsis2( tapi herannya diantara kami ber enam yang paling narsis malah cowok berinisial DP,wkwkwkwk), & foto pre-wedding (Ricko-Nungki) Prikitiewww........ de.el.el. Pemandangan di kawah putih keren lhoo.. kalo ga percaya buktikan sendiri. Karena waktu dah sore, kami hanya satusetengah jam di kawah putih padahal rasanya kami enggan pergi dari tempat yang indah itu,tapi apa boleh buat akhirnya kami memutuskan pulang pada pukul 4.Perjalanan pulang sepertinya tidak seberat perjalanan pada waktu berangkat, kami tidur pada saat perjalanan pulang hanya ajeng yang masih betah melek, padahal menurut cerita ajeng pemandanagan bandung pada malam hari amatlah sayang untuk dilewatkan.Tanpa terasa akhirnya sampai di rumah ricko sekitar jam 9 malem. Karena sudah jam 9 aku dan Ricko tidak mandi, tetapi temenku yang empat mandi semua. Meskipun aku dan ricko tidak mandi, bau kami tetep wangi koq gak kalah dibandingin dgn mereka yang mandi. Wkwkwk. Awalnya kami berniat istirahat setelah pulang dari perjalanan yang cukup melelahkan tadi tetapi niat itu sirna sejak ricko keluar beli kopi & kartu. Karena Setelah itu kami bermain kartu sambil minum kopi, enak lhoo... maen kartu sambil minum kopi. Hehehe... tapi jangan ditiru ya!!! Berawal dari maen kartu ini temenku ningsih yang awalnya tidak bisa maen kartu dia jadi bisa maen kartu. Dia bisa maen karena dia diprivat oleh ajeng ( ayo siapa lagi yang mau diprivat,hehehe). Kami berlima yaitu ricko, dwi , ningsih, ajeng, & nungki maen kartu. Dewy ga ikut maen kartu dia hanya tiduran di sofa. Kami berlima maen kartu dengan peraturan yang kalah maen diolesi dengan bedak pada mukanya. Wajah-wajah pemain kartu yang kalah jadi putih, hahaha.... Mudah kan kalau mau memutihkan wajah yaitu tinggal maen kartu terus mengalah. Ckckck... Kami maen kartu sampai jam setengahtiga pagi lalu berusaha untuk tidur.

Petualangan hari ketiga adalah santai2 dengan maen ke tempat nenek ricko. Kami berangkat dari rumah habis duhur. Di rumah nenek ricko kami disuruh duduk lalu makan “sego liwet” dengan alas daun pisang. Enak dan tradisional banget lhoo....!! (pokoknya wajib coba ) Setelah perut terisi makanan kami berenam lalu sholat ashar & melanjutkan petualangan kami yaitu pergi ke sungai. Hal2 yang kami lakukan di sungai ya seperti biasa lah, narsis2an, foto2. Pokoknya hepi deh. Pada saat di sungai aku diejek oleh temen2, aku ga boleh ikut foto2 karena kalau ada aku fotonya jadi jelek ( ini memang fakta yang kusadari). Meskipun demikian aku tetep sabar, aku kan orangnya penyabar. Hahaha.... Setelah puas maen2 di sungai kamipun terus pulang ke markas kami yaitu rumah ricko. Setelah bersenang-senang kamipun merasa lelah, karena lelah maka malam harinya kami tidurnya tidak terlalu malam.

Petualangan kami pada hari keempat adalah jalan2 ke cihampelas. Kami berenam berangkat dari rumah ricko jam setengah sebelas . Untuk ke cihamplas perlu naik angkutan dua kali dan masih perlu jalan kaki. Sekitar jam setengah dua kami tiba di cihamplas. Di chiamplas kami masuk ke distro2 Disinilah saatnya belanja2 bagi yang mau belanja.Hehe.. Kalau aku dan ricko tidak belanja kami berduakan hanya menemani para cewek2. wkwkwk... Setelah merasa bosan dengan jalan2 kami terus ke cihamplas walk. Disinilah kami melakukan sholat. Karena mushola pria & wanita berbeda maka aku & ricko pisah dengan cewek2. Aku & ricko sholat di lantai 2 sementara yang cewek sholat di lantai satu. Habis sholat kami berdua jalan2 sampai lantai paling atas ci-walk. Kami asyik di atas sementara para cewek2 pada nungguin di bawah. Ga tau kenapa waktu ditelpon hpku ga aktif, waktu di sms ga masuk. Para cewek2 akhirnya merasa kesal karena telah menunggu kami lama di bawah. Maklum orang penting kan ditungguin. Hehehe... Akhirnya tepat jam 5 nungki sms aku & ajeng telpon aku untuk diajak pulang. Kami berduapun terus turun kebawah untuk menemui mereka. Setelah sampai bawah aku tanya sesuatu pada ajeng tapi aku malah dicuekin, mungkin karena mereka kesal dengan kami berdua. Haha.. Berawal dari sinilah maka terjadi tragedi Cihampelas. Tragedi ini mengisahkan tentang cuek2an antara cewek & cowok. Aku & ricko jalan berdua sementara cewek berempat jalan bersama. Karena cewek berempat tidak tau jalan pulang merekapun tanya pada polisi, . Ckck.. ( versi lain : yang cewe2 bertanya pada polisi mengenai jalur perangkotan selain itu sekalian ngecengin polisinya kan ganteng,wkwkwkwk). Di dalam angkutan aku & riko tetep cuek sama mereka berempat. Tempat duduknya pun pisah. Akhirnya setelah sampai rumah kami berenam rukun kembali. Nah inilah yang perlu dicontoh, meskipun sempat cuek2an akhirnya rujuk kembali. Inilah rasa kebersamaan kami yang sangat kuat. Wkwk.. Meskipun lelah kami tidak langsung tidur, kami masih ngobrol2/cerita2 sambil nonton tv.& minum kopi. Akhirnya satu persatu dari kami mulai ngantuk. Kalau dah ngantuk ya tidur deh. Hehe...

Hari Jum’at adalah hari terakhir kami di Bandung. Rasanya kami males pulang ga tau kenapa rasanya betah banget menghabiskan waktu bersama di bandung.. Pada hari ini sekitar jam 9 pagi temenku berkurang satu yaitu ajeng pulang ke jakarta. Dengan demikian kami tinggal berlima. Di hari terakhir ini kami masih santai-santai sampai jam 11 siang. Aku & ricko terus persiapan sholat Jum’at. Jam 12 Kami berdua sampai masjid. Di sinilah terjadi kebingungan karena seumur hidup aku baru pernah tau sholat Jum’at dengan adzan 2 kali. Setelah adzan yang pertama aku & ricko melihat para jamaah pada sholat ga tau itu sholat apa. Kami berdua hanya ikut2an sholat. Setelah itu lalu Khotib naik mimbar lalu adzan lagi lalu dilanjutkan khotbah & sholat jum’at. Setelah sholat jum’at hujan turun dengan deras. Kami berlima bingung mau ngapain, lalu ada yang usul untuk maen kartu akhirnya kamipun maen kartu. Dalam permainan ini ningsih kalah terus, ya maklumlah kan baru bisa maen kartu selama dua hari.hehe... Setelah maen kartu mamanya ricko beli bakso & kamipun suruh makan bakso. Lalu setelah ashar kami berlima persiapan menuju ke stasiun. Sampai di stasiun jam setengah enam. Di stasiun kami masih bercanda sambil ngobrol2. Temanku ricko hanya mengantar kami sampai ke staaiun & menunggu kami sampai keretanya berangkat. Kereta berangkat sekitar jam7.30. Jadi yang pulang ke jogja hanya berempat yaitu aku(dwi), ningsih, dewy, nungki. Di kereta aku harus ekstra njagain tiga cewek. Hehe.. atau malah aku yang perlu dijaga. Hahaha... Alhamdulillah kami di kereta dapat tempat duduk. Dalam perjalanan menuju jogja kereta yang kami tumpangi bertemu dengan kereta pasundan yang ditumpangi bonek dari surabaya. Kereta yang kami tumpangi berhenti di suatu stasiun menunggu agar bonek lewat. Pada saat bonex lwat semua lampu kereta & lampu stasiun dimatikan untuk menghindari hal2 yang tidak diinginkan. Alhamdulillah bonex tidak berbuat kerusuhan di sekitar kereta yang kami tumpangi. Akhirnya kereta yang kami tumpangi tiba di Jogja jam 6.30. Kamipun lalu pulang ke rumah masing2.

Tulisan ini kutulis untuk mengenang perjalananku & temen2 ke bandung yaitu ke Ciwidey. Tulisan ini kutulis apaadanya, jadi apabila ada temen2 yang merasa tersinggung saya minta maaf. Terimakasih kuucapkan kepada temen2 yang mau mengajak saya untuk ikut maen ke bandung. Kapan2 diajak lagi ya kalo perlu geratis. Hahaha... Aku & temen2 juga mengucapkan terimakasih kepada ma2nya ricko, ricko, tio, & geo yang telah menerima kadatangan kami dengan baik. Apabila kami banyak salah & telah merepotkan kaluarga mama2 ricko kami minta maaf. Kapan- kapan kalo boleh kami mau ngerepotin lagi,hehe... Semoga kebaikan-kebaikan ma2nya ricko sekeluarga dibalas oleh Allah SWT. Amin.

Penulis : Dwi Purnama
Editor : Ajeng Riesmitasari

January 10, 2010

Pembelaan Seorang Matematikawan

Tahukah anda kalau bagi matematikawan, semakin tidak berguna suatu teori matematika di kehidupan sehari-hari, semakin bernilai-lah teori tersebut? Tahukah anda bahwa matematikawan berkutat dengan matematika yang berbeda dengan yang umumnya dipelajari di sekolah-sekolah? Kenalan lebih dekat dengan matematika yang sebenarnya yuk!

Kenalan di sini, bukan berarti ini adalah artikel Matematika. Ini adalah artikel “Tentang” Matematika. Supaya kita dapat gambaran yang lebih jelas, sebenarnya makhluk apa sih Matematika itu. Untuk lebih detail-nya, secara definitif, anda bisa lihat di wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Mathematics. Saya hanya akan mengupas satu aspek fundamental yang mestinya jadi pengetahuan populer (umum) tentang apa itu Matematika.

Banyak jurusan Matematika di perguruan tinggi yang mengeluh bahwa siswa yang masuk ke jurusan mereka tidak punya bekal yang cukup dalam matematika. Padahal, kita semua dari sekolah dasar hingga masuk kuliah sudah sepuluh tahun lebih belajar matematika, dan mungkin punya nilai tinggi bahkan sempurna. Bukan cuma di Indonesia, Amerika yang maju juga mengalami hal yang sama. Problemnya adalah, selama di sekolah, kita semua tidak pernah belajar dan fokus secara formal tentang “proof”. Inti dari matematika yang sebenarnya. Kerangka dari seluruh sistem Matematika. Di sekolah, kita hanya belajar MENGGUNAKAN matematika. Hal yang bagi matematikawan adalah “trivial and dull”.

“Proof” juga yang membuat matematikawan Yunani (dipelopori oleh Euclid) dianggap sebagai peletak dasar kerangka berpikir bagi matematika, bukannya matematikawan Persia, Cina, India, dan lain-lain yang mungkin sudah muncul ratusan tahun sebelum matematikawan Yunani bermunculan. Ini ya karena matematikawan Yunani-lah yang muncul dengan metode “proof” yang formal (“rigor”) untuk melahirkan teorema-teorema.

Matematikawan bekerja dengan tujuan membuat teorema baru. Jadi, produknya adalah teorema. Teorema didapat melalui proses “proof” yang formal (“rigor”) terhadap suatu pernyataan (“conjecture”) dengan menggunakan teorema (dan aksioma) yang sudah ada sebelumnya. Nanti kemudian, teorema baru tersebut akan digunakan untuk “proof” teorema selanjutnya. Begitu seterusnya.

Matematika berkutat dengan teorema. Tidak memikirkan apakah teorema tersebut bisa dipakai di dunia nyata untuk memecahkan masalah sehari-hari atau tidak. Nilai suatu teorema tidak dinilai dari seberapa aplikatif teorema tersebut untuk dipakai di dunia nyata, tapi dari seberapa jauh (seberapa banyak) teorema tersebut bisa dipakai untuk “proof” teorema-teorema lain.

Jadi, Jika ada dua teorema, A dan B. Teorema A sangat aplikatif dan dapat dipakai untuk memecahkan masalah sehari-hari, tapi tidak banyak dipakai untuk “proof” teorema baru. Teorema B, sama sekali tidak berguna di dunia sehari-hari, tapi begitu banyak teorema yang bisa di “proof” dengannya. Maka, bagi matematikawan, teorema B jauh lebih bernilai. Malah, secara ekstrim, melalui essay yang menjadi klasik bagi matematikawan di dunia, “A Mathematician’s Apology”, G.H. Hardy mengatakan: “Semakin tidak berguna suatu Matematika di kehidupan sehari-hari, semakin besar-lah nilai Matematika tersebut. Matematika yang dapat dipakai di kehidupan sehari-hari adalah ‘trivial and dull’ “. Memang ini pernyataan bombastis, tetapi pesannya adalah, matematikawan itu memberi nilai pada matematika sebagai matematika dan untuk matematika. Bukan penerapannya. Orang menyebutnya sebagai “Matematika Murni”.

Di sisi lain, bidang Matematika yang berurusan dengan penerapan teori Matematika di berbagai bidang lain, seperti Fisika, Ekonomi, Engineering, dll disebut “Matematika Terapan”. Jadi, apakah para Fisikawan, Ekonom, Insinyur, dll menekuni Matematika Terapan? BELUM TENTU. Sebagian besar dari mereka hanya “using” Matematika Terapan, bukan “doing” Matematika terapan. Yang dimaksud “doing” Matematika Terapan adalah menekuni teori-teori Matematika mana yang bisa diimplementasikan bidang lainnya dan bagaimana teori tersebut bisa digunakan. Sekali diketahui bagaimana suatu teori bisa diimplementasikan, matematikawan yang “doing” matematika terapan akan “move on” untuk implementasi teori lainnya. Sedangkan orang yang menekuni Fisika, Ekonomi, Engineering, dll, yang hanya menekuni penggunaan suatu teori matematika yang sudah diketahui implementasinya, hanyalah “using” Matematika Terapan. Saya harap anda bisa membedakan antara “doing” dan “using”.

Jadi, intinya adalah, matematikawan (murni, bukan yang terapan), “Doing Mathematics for the shake of Mathematics”. Mereka menekuni Matematika untuk Matematika, karena bagi mereka Matematika adalah hal yang indah yang bisa ditekuni untuk Matematika itu sendiri. Mungkin aneh bagi kebanyakan orang, tapi bagi matematikawan, mereka melihat matematika itu seperti halnya puisi ataupun karya seni yang mesti dihargai keindahannya sebagai karya seni itu sendiri, bukan apakah bisa diterapkan atau tidak.

“Mathematics is one of essential emanations of human spirit, a thing to be valued in and for itself, like art or poetry” – Oswald Veblen.

“Beauty is the first test: there is no permanent place in the world for ugly mathematics” – G.H. Hardy.

sumber:www.wikimu.com