Selama seseorang masih hidup tentunya seseorang tersebut
masih belajar. Belajar itu bermacam-macam cara. Ada yang belajar dengan
membaca, ada yang belajar dengan menlis, dengan melihat, dengan mendengar dan
masih banyak lagi cara belajar. Belajar bisa digolongkan menjadi dua yaitu
belajar akademik dan belajar non akademik.
Melihat realita sekarang ini, banyak mahasiswa yang
mengalami stres ketika mau ujian. Maka saya disini akan menceritakan bagaimana
saya belajar, khususnya belajar masalah akademik. Ketika mau ujian biasanya ada
minggu tenang waktu ini saya gunakan untuk refresing, maen-maen yang intinya
menghilangkan rasa stress ketika menghadapi ujian. Jadi ketika minggu tenang
saya memang benar-benar tenang. Proses belajar saya sebagai berikut: awalnya
saya belajar dikit-sedikit taapi kontinu. Lalu ketika mau ujian saya baca ulang
materi yang saya punya. Saya berusaha memahami kallimat demi kalimat. Belajar
itu tidak perlu menghafal tetapi perlu paham. Setelah saya paham saya baru
mulai belajar tentang masalah-masalah yang perlu diselesaikan.
Saya berusaha untuk memahami bagaimana cara menyelesikan
masalah, kalau ada soal begini bagaimana solusinya, kalau ada soal begitu
bagaimana solusinya inilah yang saya cari. Ketika mengarjakan soal terkadang
saya tidak menyelesaikan permasalahan smpai tuntas karena saya anggap sudah
bisa. Kalau saya selesaikan sampai tuntas itu hanya akan membuang waktu.
Daripada untuk menuntaskan permasalahan yang sudah bisa lebih baik mencari
masalah baru yang perlu diselesaikan. Ketika mengalami kesulitan saya akan
berusaha mencari solusi, biasanya saya tanyakan kepada teman yang lebih paham
dari saya. Tetapi saya tidak mau belajar bersama teman lain kalau saya belum
belajar sendiri. Jadi ketika belajar bersama saya sudah punya modal yang saya
pelajari sendiri.
Pernah ketika h-1 sebelum ujian saya belajar sambil maen
kartu, dan pernah juga ketika esoknya ujian sorenya saya justru maen dan pulang
sampai rumah jam 8 malem. Saya belajar lihat situasi dan kondisi. Ketika esoknya
matakuliah yang diujikan susah saya benar-benar serius untuk belajar. Saya
belajar dengan santai tapi pasti. Saya tidak mau belajar jadi beban. Ketika
sudah mulai agak bingung saya putuskan untuk berhenti belajar. Saya tidak mau
stress gara-gara belajar.
Pada suatu ketika saya pernah mengalami rasa malas, ketika
mau ujian saya malas untuk belajar. Ketika hal ini terjadi saya mensiasati
dengan menebak soal yang kira-kira keluar dalam ujian. Lalu soal tersebut saya
pelajari dan ternyata soal tersebut memang benar keluar dalam ujian. Hal ini
jangan diconto karena kalau soal yang kita tebak tidak sesuai maka yang akan
terjadi adalah benar-benar blank tidak bisa mengerjakan ujian.
Kalau masalah tugas saya akui saya sering nyontek punya
teman, tetapi sebelum tugas itu saya kumpulkan saya copy terlebih dahulu untuk
belajar dirumah. Pernah terjadi tugas itu dikeluarkan dalam ujian.
Belajar itu sebaiknya tidak usah diperlihatkan kepada orang
lain. Jadi seolah-olah kita itu gak pernah belajar tetapi ketika ada suatu soal
atau permasalahan kita sanggup menyelesaikannya dengan baik dan benar. Ada
temen saya yang tidak perlu saya sebut namanya, dia sering pulang malem dari
kampus. Di kampus hanya maen-maen. Tetapi ketika ujian pretasinya lebih baik
dibandingkan dengan teman saya yang kerjaannya belajar. Intinya belajar itu
bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Kita itu harus bisa merasa, jangan
merasa bisa. Kalau kita bisa merasa tentunya kita tau seberapa kemampuan kita.
Tetapi kalau kita merasa bisa tentunya kita akan meremehkan hal-hal yang
sepele. Inilah yang bisa menimbulkan kemalasan. Karena kita sudah merasa bisa
lalu kita tidak mau belajar.
Inilah cerita yang kutulis semoga bermanfaat.
Tulisan ini kutulis ketika hujan lebat, saya bingung mau ngapain lalu saya tulis
tulisan ini.
0 komentar:
Post a Comment